Kamis, 22 Juli 2010

Indonesia sebagai Lumbung Bioenergi Dunia

Ditulis oleh Ibrahim pada 13-11-2007

Perkembangan penelitian di bidang bioenergi, bukanlah barang baru di dunia ini. Penjajakan peluang aplikasi bioenergi untuk di industrialisasi telah lama didengungkan, dan sekarang telah memasuki tahapan produksi secara massal dan siap di komersialisasikan. Diharapkan dalam beberapa tahun mendatang, bioenergi akan menjadi alternatif dan mampu bersaing dengan minyak dan gas bumi (migas) dalam mempertahankan ketahanan energi di dunia.

Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi untuk menjadi lumbung bioenergi dunia. Potensi yang benar-benar tidak dapat diabaikan adalah tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan tanaman-tanaman yang potensial sebagai sumber bahan baku bioenergi. Disini yang dimaksud bioenergi sudah termasuk pemanfaatan biomassa, biodiesel, bioetanol, dan biogas sebagai sumber energi alternatif.
Biomassa

Biomassa merupakan bahan hayati yang biasanya dianggap sebagai sampah dan sering dimusnahkan dengan cara di bakar. Terkadang kita tidak tahu bahwa banyak hal yang bisa dimanfaatkan dari sisa-sisa makanan atau barang yang kita anggap sebagai sampah. Biomassa tersebut dapat diolah menjadi bioarang, yang merupakan bahan bakar yang memiliki nilai kalor yang cukup tinggi dan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, saat ini sedang digencarkan pemanfaatan sampah sebagai bahan baku dalam teknologi biomassa untuk diolah sehingga dapat digunakan sebagai sumber energi. Atau batok kelapa sawit yang dijadikan briket yang saat ini pengembangannya mulai dilirik oleh para peneliti.
Biodiesel

Penelitian di bidang biodiesel sejauh ini terus berkembang dengan memanfaatkan beragam lemak nabati dan hewani untuk mendapatkan bahan bakar hayati (biofuel) dan dapat diperbaharui (renewable). Biodiesel merupakan bahan bakar yang memiliki sifat menyerupai minyak diesel/solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan karena menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan diesel/solar, yaitu bebas sulfur, bilangan asap (smoke number) yang rendah, memiliki cetane number yang lebih tinggi, pembakaran lebih sempurna, memiliki sifat pelumasan terhadap piston mesin dan dapat terurai (biodegradable) sehingga tidak menghasilkan racun (non toxic).

Pembuatan biodiesel dari minyak nabati dilakukan dengan mengkonversi trigliserida (komponen utama minyak nabati) menjadi metil ester asam lemak, dengan memanfaatkan katalis pada proses metanolisis/esterifikasi. Di Indonesia, potensi bahan baku biodiesel sangat melimpah. Saat ini Indonesia adalah negara penghasil minyak nabati terbesar di dunia, bahan baku minyak nabati meliputi asam lemak dari kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, sirsak, srikaya, kapuk, dan alga.
Bioetanol

Untuk menganti premium, alternatifnya adalah gasohol (gasoline-alkohol) yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol. Bioetanol bersumber dari karbohidrat yang potensial sebagai bahan baku seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, sagu, dan tebu. Dari beberapa bahan baku tersebut, diketahui bahwa tanaman jagung merupakan pakan unggulan untuk bahan utama bioetanol karena selain dari segi ekonomis tergolong murah, jumlah hasil bioetanol yang dihasilkan jagung ternyata lebih besar diantara tanaman lain.

Setelah bahan baku diatas melalui proses fermentasi, dihasilkanlah etanol. Dan dari etanol dapat dibuat etanol 99,5% atau fuel grade ethanol yang bisa digunakan untuk campuran gasohol. Di dalam etanol, terdapat 35% oksigen yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran mesin dan juga meningkatkan angka oktan seperti zat aditif Methyl Tertiary Buthyl Ether (MTBE) dan Tetra Ethyl Lead (TEL). Selain itu, etanol juga bisa terurai sehingga dapat mengurangi emisi gas buang berbahaya.
Biogas

Peluang pengembangan bioenergi khususnya biogas, juga dimungkinkan untuk berkembang di Indonesia baik untuk aplikasi industri skala kecil dan menengah. Berbagai sampah organik dan limbah-limbah agroindustri merupakan bahan baku yang potensial untuk diolah menjadi biogas melalui pemanfaatan teknologi anaerobik. Pada prinsipnya, teknologi anaerobik adalah proses dekomposisi biomassa secara mikrobiologis dalam kondisi anaerobik (tanpa oksigen).

Secara garis besar bahan baku yang diperlukan adalah biomassa (residu mahluk hidup), mikroorganisme, dan air. Produk utama dari biogas ini adalah gas metana dan pupuk organik. Gas metana telah dikenal luas sebagai bahan baku ramah lingkungan, karena dapat terbakar sempurna sehingga tidak menghasilkan asap yang bepengaruh buruk terhadap kualitas udara. Karena sifatnya tersebut, gas metana merupakan gas yang bernilai ekonomis tinggi dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan mulai dari memasak, hingga penggerak turbin pembangkit listrik tenaga uap.
Penutup

Menilik pada potensi negara Indonesia yang besar terutama untuk ketersediaan bahan baku, sudah sepantasnya negara Indonesia berani memproklamirkan diri sebagai negara lumbung bioenergi dunia. Berbagai tantangan kedepannya dalam pengembangan bioenergi ini, terutama pada aspek modal/investasi, perangkat hukum, pengembangan teknologi, permasalahan hambatan sosial, dan keterbatasan pasar dan penguna, hendaknya menjadi komitmen dan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak terkait untuk mencari solusinya. Diharapkan dalam beberapa dekade ke depan, Indonesia dapat menjadi macan dunia dalam bidang energi. Dalam mencapai harapan tersebut, harus disadari bahwa keberhasilan tidak datang dengan sendirinya, tetapi merupakan hasil kerja keras dari semua pihak/stakeholders.
Daftar Pustaka

* Beni Hermawan, Lailatul Q, Candrarini P, Sinly Evan P. 2007. Sampah Organik sebagai Bahan Baku Biogas. Situs Web Kimia Indonesia.
* Hernawati, Sinly Evan Putra, Ibrahim. 2007. Bioenergi Sedang Naik Daun. Majalah Natural Edisi 12/Thn VIII/Agustus 2007. Bandar Lampung.
* Ibrahim. 2007. Potensi Energi Terbarukan di Indonesia. Majalah Natural Edisi 12/Thn VIII/Agustus 2007. Bandar Lampung.
* Ibrahim. 2007. Gasohol, Energi Ramah Lingkungan. Majalah Natural Edisi 12/Thn VIII/Agustus 2007. Bandar Lampung.
* Ibrahim. 2007. Lampung sebagai Lumbung Energi Alternatif Nasional. Majalah Natural Edisi 12/Thn VIII/Agustus 2007. Bandar Lampung.
* Sinly Evan Putra. 2005. Konservasi dan Diversifikasi Energi, Solusi Mengatasi Krisis Energi dan Pencemaran Udara di Indonesia. Karya Ilmiah Mahasiswa Bidang Lingkungan Hidup. Universitas Lampung.
* Wasinton Simanjutak. 2007. Teknologi Anaerobik untuk Pemanfaatan Sampah dan Limbah Agroindustri. Majalah Natural Edisi 12/Thn VIII/Agustus 2007. Bandar Lampung.

sumber:http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_lingkungan/indonesia_sebagai_lumbung_bioenergi_dunia/

Selasa, 16 Maret 2010

Kompor Bahan Bakar Air Buatan Wong Banyumas

Suparmin Sinuang Raharjo (47) pria asal Kelurahan Kalibagor, Banyumas berhasil menemukan kompor berbahan bakar air setelah riset 3,5 tahun. Parmin mengungkapkan, proses menemukan kompor berbahan bakar air dimulai sejak ia tergugah untuk menemukan suatu alat memasak yang tidak atau sedikit menggunakan minyak sebagai bahan bakarnya.

Setelah melalui proses percobaan berulang kali di bengkel sebelah rumah dan dibantu seorang karyawan, kini alat masak berupa kompor berbahan bakar air sudah ditemukan papar Sukardi, Sabtu (3/3) di rumahnya kompleks Perumahan Kalibagor Indah, Blok A II dan III.

Kompor air menggunakan air tawar dan minyak tanah dengan perbandingan 1 : 10, sehingga hanya mencampurkan 0,1 liter minyak tanah dengan 1 liter air. Kedua bahan diuapkan dalam sebuah tabung menggunakan pemanas listrik kemudian dibakar hingga api menyala. Dengan menggunakan seliter air mampu memasak 24 jam nonstop.

Kompor buatan Suparmin tidak menimbulkan asap, jelaga dan bau. Selain itu, daya listrik yang digunakan tidak besar, untuk angkatan pertama hingga air dan minyak menguap, membutuhkan 100 watt selanjutnya hanya 5 watt. Nyala apinya juga besar, bahkan lebih panas dibanding kompor gas. Untuk memasak air menggunakan panci besar hanya membutuhkan 5-10 menit.

Kompor air juga minim risiko meledak. Lelaki beranak empat itu mengaku, meski status temuannya dipatenkan, hingga kini belum ada investor dalam negeri yang berniat membuat kompor air secara massal. Publikasi melalui sejumlah media sudah dijalankan namun belum menarik pengusaha lokal untuk mengucurkan dana guna membeli hak paten kompornya.

sumber : http://opensource.jawatengah.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=83&Itemid=43

Ketel Uap Boiler

Mengenal Ketel Uap

Boiler atau ketel uap merupakan salah satu penentu kualitas minyak kelapa sawit. Ia hampir menjadi sentra dalam berbagai tingkatan proses ekstraksi buah kelapa sawit (tandan buah segar) menjadi CPO dan produk turunannya.

Boiler merupakan peralatan utama pada industri pengolahan minyak sawit dan turunannya. Pabrik-pabrik kelapa sawit memakai boiler untuk merebus tandan buah segar (TBS) yang baru saja dipanen. Dalam proses perebusan, TBS dipanaskan dengan uap yang dihasilkan dari boiler pada temperatur 135 derajat celsius. Tujuan dari perebusan ini adalah memudahkan pemipilan brondolan dari tandannya, menghentikan perkembangan asam lemak bebas (free fatty acid), dan akan menyebabkan TBS melunak sehingga proses ekstraksi minyak menjadi lebih gampang.

Sedangkan di industri hilir, boiler digunakan untuk memanaskan tangki minyak, sementara uap panas yang dihasilkan dimanfaatkan pada proses pre-treatment dan vakum deodorizer. Di pabrik-pabrik fatty acid dan fatty alcohol, menggunakan steam boiler sebagai peralatan utama untuk memisahkan trigliserida dengan gliserol pada splitting tower.

Boiler atau lebih dikenal sebagai ketel uap pada dasarnya adalah sebuah bejana yang dipergunakan sebagai tempat untuk memproduksi uap (steam). Uap dari pemanasan air dalam boiler dilakukan pada temperatur tertentu untuk kemudian digunakan untuk berbagai keperluan. Berdasarkan jenisnya, ada beberapa boiler yakni, fire tuber boiler, atmospheric fluidized bed combustion boiler, water tube boiler, paket boiler, fluidizedbed combustion boiler, stoker fired boiler, boiler pemanas limbah, dan pemanas fluida termis.

Selama ini, masyarakat industri kelapa sawit, hulu sampai hilir, sudah sangat mengakrabi boiler ini. Hanya saja dari waktu ke waktu yang mengalami perkembangan adalah jenis bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan boiler ini.
Yang lebih diketahui adalah boiler berbahan bakar minyak. Lalu, setelah harga minyak dunia meroket hingga hampir tak terjangkau, pelaku industri mulai beralih ke gas. Namun, rupanya suplai gas seringkali tidak kontinyu hingga kemudian batubara lah yang menjadi pilihan.

Dari sisi konsep, tidak terdapat perbedaan mencolok antara boiler berbahan bakar minyak, gas, maupun batubara. Boiler terdiri atas sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan bakar. Pada Coal Fired Boiler yang berbahan bakar batubara, terdiri atas furnace atau tungku api yang dilengkapi dengan kipas tiup dan kipas hisap, pipa air, pipa api, serta sistem pembuangan.

Batubara yang akan dibakar dimasukkan melalui hopper ke chain grate stoker, semacam conveyor, kemudian masuk ke furnace (tungku pembakar) dengan kecepatan tertentu. Emisi panas yang dihasilkan kemudian dimanfaatkan untuk mengkonversi air umpan di dalam pipa menjadi uap. Uap inilah yang dipakai untuk memanaskan TBS di pabrik kelapa sawit (PKS) ataupun proses ekstraksi minyak sawit.
Batubara yang sudah habis terbakar akan dikeluarkan melalui sistem pembuangan abu yang berada di bawah tungku. Ada dua macam limbah pembakaran batubara yang terbentuk, yang mengendap (bottom ash) dan yang ringan (fly ash). Limbah yang mengendap akan turun ke saluran pembuangan sedangkan yang ringan akan dihisap dikeluarkanmelewati lapisan siklon. Karbondioksida dan gas sisa lainnya akan dikeluarkan melalui pipa yang dinamakan chimney.

Evaluasi Kinerja Boiler
Parameter kinerja boiler, seperti efisiensi dan rasio penguapan, akan mengalami penurunan terhadap waktu. Penurunan kinerja ini disebabkan oleh buruknya pembakaran, kotornya permukaan penukar panas, dan buruknya pengoperasian serta pemeliharaan. Bahkan, untuk boiler yang baru sekalipun, alasan seperti buruknya kualitas bahan bakar dan kualitas air dapat mengakibatkan penurunan kinerja ketel uap.

Performa boiler dapat dilihat dari bagaimana neraca panas dan efisiensinya. Neraca panas menggambarkan keseimbangan energi total yang masuk boiler dan yang meninggalkan boiler dalam bentuk energi yang berbeda. Neraca dapat dilihat dari tingkat kehilangan energi yang terjadi dalam satu kali proses boiler.

Penyebab kehilangan energi ini ada yang tidak bisa dihindari dan ada yang bisa dihindari. Penyebab yang bisa dihindari misalnya, kehilangan pada gas cerobong, karena bahan bakar yang tidak habis terbakar, kehilangan dari blowdown, kehilangan pada kondensat, dan kehilangan akibat konveksi dan radiasi.

Seluruh potensi kehilangan tersebut bisa diminimalkan dengan pemeliharaan peralatan secara seksama, teliti, dan rutin. Selain itu, untuk mencegah kehilangan energi pada kondensat bisa dilakukan dengan memaksimalkan pemanfaatan sebanyak mungkin kondensat.

Efisiensi Boiler Batubara
Salah satu unsur yang memengaruhi efisiensi boiler batubara adalah kualitas batubara terutama kandungan air batubara. Apalagi, seringkali ditemui tumpukan batubara yang digelar begitu saja hingga terkena hujan dan angin. Tambahan kelembaban dari iklim luar akan menurunkan nilai panas batubara dan meningkatkan energi pembakaran batubara pada boiler. Karena itu, sebisa mungkin penyimpanan stok batubara mengunakan atap penaung agar terhindar dari pengaruh iklim.

Banyak cara dicari peneliti dan periset industri untuk meningkatkan efisiensi boiler berbahan bakar batubara. Sebagian peneliti memilih memperbaiki sifat fisik perangkat boiler seperti menggunakan pelapis siklon. Namun, peneliti lainnya berpendapat bahwa efisiensi ketel uap batubara bisa dilakukan melalui campur tangan bahan kimia seperti penambahan batu kapur. Caranya, batubara digerus bersama batu kapur di pulverizer untuk kemudian dibakar melalui sistem Clean Combustion System (CCS). Hasilnya, gas panas yang bersih, panas, dan kaya bahan bakar untuk dialirkan ke boiler.
Pada dasarnya, penggunaan batubara pada boiler memang harus menerapkan pembakaran batubara yang bersih. Tuntutan ini, selain akan meningkatkan daya bakar batubara juga agar sesuai dengan prinsip-prinsip ramah lingkungan.

Membersihkan batubara artinya membuang mineral atau senyawa lain yang terkandung agar pembakaran batubara mendekati sempurna hingga efisiensinya tinggi.

Berbagai macam cara bisa ditempuh sebagai upaya membersihkan batubara. Untuk membuang sulfur yang berupa bintik kecil kekuningan dilakukan dengan memecah bongkahan batubara menjadi lebih kecil lalu mencucinya. Jika belum bersih juga, industri biasanya melakukan dnegan merendam batubara dalam tangki pencucian sampai menghasilkan endapan sulfur yang berikatan dengan pyritic di dasar tangki sedangkan batubaranya mengambang. Namun, untuk sulfur yang berikatan dengan unsur organik, proses pembuangan tidak akan berhasil dilakukan. Sebab, bentuk sulfur ini membutuhkan proses lanjutan yang memburuhkan teknologi tinggi dan biaya yang besar.

Sedangkan untuk mengurangi kadar nitrogen dalam batubara, industri biasanya menggunakan senyawa kimia yang berfungsi sebagai katalis yang mengurai bagian NOx menjadi gas yang tidak berpolusi.

Menangkal Dampak Batubara
Sudah menjadi konsekuensi setiap penerapan teknologi selalu membawa dampak buruk sebagai ikutan. Tak terkecuali penggunaan batubara. Selain dampak lingkungan berupa polutan, yang tidak kalah penting adalah pengaruh buruk pada pekerja yang sehari-hari berurusan dengan batubara sebagai sebuah sistem. Para operator mesin merupakan pihak yang sangat rentan terhadap gangguan fisik dan kesehatannya.

Pada umumnya, batubara yang digunakan sebagai bahan bakar, untuk berbagai industri, berbentuk serbuk. Serbuk ini tentu akan berpotensi terhisap dan masuk ke paru-paru melalui pernapasan.

Karena itu, sistem pertukaran udara di lokasi haruslah mendapat perhatian serius agar tersedia cukup oksigen untuk para operator mesin. Berbagai penyakit dapat timbul akibat masuknya debu batubara ke paru. Silikat yang biasanya terkandung dalam batubara bisa menyebabkan penyakit antrakosis yang berlanjut ke pneumonia yang membahayakan.

Untuk meminimalkan pengaruh buruk batubara, maka setiap operator diwajibkan memakai pelindung maksimal di hidung, mata, dan sebaiknya juga seluruh tubuh.

Pelarangan Buku Cuma Untungkan Pembajak

Irwan Nugroho - detikNews
Jakarta - Kejaksaan Agung (Kejagung) dinilai tidak mempunyai sistem yang jelas soal
pelarangan buku-buku yang dinilai menyimpang. Sebab, tiap kali sebuah buku
dilarang, menjamurnya versi bajakan yang dijual di jalan-jalan bahkan dengan
harga lebih mahal.

"Yang diuntungkan (dari pelarangan buku) itu adalah pembajak. Karena sekali
dilarang, besok muncul di mana-mana. Harganya bisa dua kali lipat," ujar
Direktur YLBHI, Patra M Zen.

Hal itu dikatakan dia dalam seri diskusi "Kajian Kritis Tentang Pelarangan Buku" di Galeri Cipta III Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Selasa (16/3/2010).

"Itu fakta bahwa pelarangan buku itu tidak serius karena sistemnya tidak
dibangun," lanjut Patra.

Menurut Patra, bahkan di negara dengan pemerintahan otoriter, sekali buku
dilarang, baik asli maupun bajakannya dibredel. Namun, di Indonesia, pembajak mendapatkan berkah dari pelarangan buku itu.

Selain itu, lanjut Patra, UU No 16/2004 Tentang Kejaksaan tidak menyebutkan
secara jelas mengenai kriteria buku yang masuk daftar merah. Kejagung pun
dinilainya tidak mampu menunjukkan patokan-patokan mengenai materi buku yang
dilarang dibaca oleh masyarakat.

"Ditanya soal paragraf mana yang dilarang, dijawab pokoknya sudah diperiksa. Ya, Jaka Sembung namanya (tidak nyambung)," kata Patra.

Ia meminta Kejagung lebih berfokus untuk mengurusi uang pengganti dari para
koruptor. Sebab, hal itu lebih penting daripada melarang buku-buku yang beredar di pasaran.

"Itu saja yang dilakukan, bukan pelarangan buku," tandasnya.
(irw/mad)

Senin, 15 Maret 2010

Pembangkit Listrik Mikrohidro

Listrik, kini menjadi kebutuhan pokok bagi manusia. Bayangkan, jika listrik padam saat malam, pemukiman penduduk seakan-akan menjadi kota hantu (dengan catatan, bila belum satu orang pun yang menyalakan lilin, lampu teplok, lampu senter, atau lampu emergensi).

Pernahkah anda membayangkan bahwa sebenarnya kita bisa menghasilkan listrik sendiri? Tentu saja ada syarat yang dibutuhkan, salah duanya, air yang mengalir kontinyu dan air yang mengalir dengan deras atau setidaknya aliran air memiliki perbedaan ketinggian.

Selama ini, kebanyakan dari kita yakin dan percaya bahwa listrik hanya bisa disediakan dari negara (baca: PLN). Sehingga, penduduk daerah pelosok negeri hanya bisa gigit jari, kapan ya waktu kita akan datang untuk mengecap sedikit cahaya dari benda yang telah lama ditemukan Alfa Edison?

Waktu sekolah dulu, salah seorang guru Fisika saya, memanfaatkan sungai kecil dekat rumahnya untuk menghemat pasokan listrik dari PLN. Tapi memang daya yang dihantarkan tidak sedahsyat energi listrik yang diberikan oleh PLN, namun cukup untuk keperluan listrik daya rendah seperti lampu rumah.

Pembangkit listrik yang demikian disebut Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Kenapa mikro? Karena daya yang dihasilkan tergolong kecil (masih dalam hitungan ratusan kilowatt). Tenaga air ini bisa berasal dari saluran sungai, saluran irigasi, air terjun alam, atau bahkan sekedar parit asal airnya kontinyu. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan tinggi terjunnya dan jumlah debit air.

Teknik dari pembangkit listrik ini sangat sederhana, yaitu menggerakkan turbin dengan memanfaatkan tenaga air. Untuk bisa menggerakkan turbin ini, harus ada air yang mengalir deras karena perbedaan ketinggian. Jika di suatu daerah tidak ada air yang mengalir deras, maka dibuat jalur air buatan misalnya bendungan kecil yang berfungsi sebagai pembelok aliran air.
Lalu, air yang mengalir deras akan sanggup menggerakkan turbin yang disambungkan ke generator, sehingga dihasilkanlah energi listrik.

Mikrohidro ini bisa dikatakan sebagai teknologi ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah atau sisa buangan yang berbahaya. Selain itu, bila diterapkan pada desa-desa terpencil, mereka akan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbaharui seperti minyak tanah atau pemakaian dari hasil hutan seperti kayu bakar. Dan juga akan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap hutan, karena bila ingin air terus mengalir, secara tidak langsung hutan harus dijaga dari penebangan secara liar.

Kapan ya, seluruh pelosok daerah di negara kita bisa menggunakan teknologi ini?

Cara Berbisnis Online Lewat Blog

Masih ngobrol seputar bisnis online, kali ini saya ingin membahas sedikit mengenai 4 cara berbisnis online lewat blog.

Apa bedanya bisnis online? Tentu ada mas.. Maka itu saya tertarik untuk menjelaskannya di sini hanya dari pengamatan saya.

Mohon input juga dari para senior, karena saya bukan pakar telematika seperti KRMT Roy Suryo bersaudara..

Sekarang, kita bedakan dulu antara bisnis online yang real, dan mendapatkan penghasilan dari pekerjaan kita di Internet.

Jika anda seorang yang memiliki website khusus berjualan, maka anda pantas disebut business owner.

Jika anda seseorang yang tidak memiliki produk tapi ikutan menjual produk orang lain, maka anda saya sebut sebagai affiliate marketer, dan mungkin juga reseller.

Bagaimana dengan blogger? Blogger punya cara tersendiri untuk mendapatkan penghasilan lewat Internet. Anda tentu sudah paham mengenai istilah Google Adsense, Text Link Ads, Backlinks, Penyedia ruang banner dsb.

Mari sekarang kita cek satu persatu mengenai cara berbisnis online lewat blog, dan tentunya anda harus punya blog untuk bisa mempraktekkan hal ini:

1. Berbisnis tukar menukar link. Anda punya blog dengan PR tinggi? Ini adalah kesempatan anda untuk menjual jasa tukar menukar link. Tidak perlu ikutan TLA atau BL, anda bisa memulai sendiri dengan memasang iklan di sidebar dengan bunyi: Pasang link di sini RP 100.000 per bulan.

2. Berbisnis lewat iklan baris gratis. Khusus wordpress, Mas Lutvi sudah menjual skrip Web Iklan Baris. Anda bisa mendapatkan di www.bisnisblog.co.cc nih.. Satu di antara pembeli skrip WIB itu adalah Mas Arief Maulana.

Dengan memasang wordpress iklan baris, anda juga bisa memasang premium ads, banner ads dan sebagainya di web anda.

3. Blog anda juga bisa disisipkan iklan banner dari program reseller dan affiliasi yang sudah anda ikuti. Pemasangan banner ini tentu harus sesuai dengan estetika, sehingga pengunjung tertarik untuk mengklik iklan anda, dan bisa terjadi sebuah transaksi bisnis.

Selain itu anda bisa menggunakan beberapa jasa iklan baris PPC Indonesia. Dalam hal ini, anda tidak perlu menuliskan lagi artikel berbau iklan di blog anda. Cukup masukkan keywords yang tepat, maka iklan anda akan muncul dengan rapi di kotak yang tersedia.

Anda tinggal menunggu klik dari pengunjung, maka rupiah akan mengalir ke rekening anda.

4. Cara keempat, anda bisa menjual jasa penulisan dan blogdesign kepada orang yang ingin memiliki blog, tapi tidak punya waktu atau tidak paham benar bagaimana cara membuat blog.

Jasa ini hampir sama seperti webdesign. Anda bisa pasang tarif sesuai dengan design dan artikel yang ingin dipasang di blog klien anda itu..

Tetapi…

Semua akan tergantung si pemilik blog.. Jika mau sukses, tentu anda harus kerja keras.. Dan kerja keras anda pasti berbuah manis, asalkan anda tekun dan sabar mengerjakannya..

Jenis Turbin Angin

Jenis turbin angin ada 2, yaitu :

1. Turbin angin sumbu horizontal
2. Turbin angin sumbu tegak (misalnya turbin angin Darrieus)

[sunting] Turbin angin sumbu horizontal
Turbin angin megawatt pertama di dunia berada di Castleton, Vermont

Turbin angin sumbu horizontal (TASH) memiliki poros rotor utama dan generator listrik di puncak menara. Turbin berukuran kecil diarahkan oleh sebuah baling-baling angin (baling-baling cuaca) yang sederhana, sedangkan turbin berukuran besar pada umumnya menggunakan sebuah sensor angin yang digandengkan ke sebuah servo motor. Sebagian besar memiliki sebuah gearbox yang mengubah perputaran kincir yang pelan menjadi lebih cepat berputar.

Karena sebuah menara menghasilkan turbulensi di belakangnya, turbin biasanya diarahkan melawan arah anginnya menara. Bilah-bilah turbin dibuat kaku agar mereka tidak terdorong menuju menara oleh angin berkecepatan tinggi. Sebagai tambahan, bilah-bilah itu diletakkan di depan menara pada jarak tertentu dan sedikit dimiringkan.

Karena turbulensi menyebabkan kerusakan struktur menara, dan realibilitas begitu penting, sebagian besar TASH merupakan mesin upwind (melawan arah angin). Meski memiliki permasalahan turbulensi, mesin downwind (menurut jurusan angin) dibuat karena tidak memerlukan mekanisme tambahan agar mereka tetap sejalan dengan angin, dan karena di saat angin berhembus sangat kencang, bilah-bilahnya bisa ditekuk sehingga mengurangi wilayah tiupan mereka dan dengan demikian juga mengurangi resintensi angin dari bilah-bilah itu.
[sunting] Kelebihan TASH

* Dasar menara yang tinggi membolehkan akses ke angin yang lebih kuat di tempat-tempat yang memiliki geseran angin (perbedaan antara laju dan arah angin antara dua titik yang jaraknya relatif dekat di dalam atmosfir bumi. Di sejumlah lokasi geseran angin, setiap sepuluh meter ke atas, kecepatan angin meningkat sebesar 20%.

[sunting] Kelemahan TASH

* Menara yang tinggi serta bilah yang panjangnya bisa mencapai 90 meter sulit diangkut. Diperkirakan besar biaya transportasi bisa mencapai 20% dari seluruh biaya peralatan turbin angin.
* TASH yang tinggi sulit dipasang, membutuhkan derek yang yang sangat tinggi dan mahal serta para operator yang tampil.
* Konstruksi menara yang besar dibutuhkan untuk menyangga bilah-bilah yang berat, gearbox, dan generator.
* TASH yang tinggi bisa mempengaruhi radar airport.
* Ukurannya yang tinggi merintangi jangkauan pandangan dan mengganggu penampilan lansekap.
* Berbagai varian downwind menderita kerusakan struktur yang disebabkan oleh turbulensi.
* TASH membutuhkan mekanisme kontrol yaw tambahan untuk membelokkan kincir ke arah angin.

[sunting] Turbin Angin Sumbu Vertikal
Turbin angin Darrieus30 m di Kepulauan Magdalen

Turbin angin sumbu vertikal/tegak (atau TASV) memiliki poros/sumbu rotor utama yang disusun tegak lurus. Kelebihan utama susunan ini adalah turbin tidak harus diarahkan ke angin agar menjadi efektif. Kelebihan ini sangat berguna di tempat-tempat yang arah anginnya sangat bervariasi. VAWT mampu mendayagunakan angin dari berbagai arah.

Dengan sumbu yang vertikal, generator serta gearbox bisa ditempatkan di dekat tanah, jadi menara tidak perlu menyokongnya dan lebih mudah diakses untuk keperluan perawatan. Tapi ini menyebabkan sejumlah desain menghasilkan tenaga putaran yang berdenyut. Drag (gaya yang menahan pergerakan sebuah benda padat melalui fluida (zat cair atau gas) bisa saja tercipta saat kincir berputar.

Karena sulit dipasang di atas menara, turbin sumbu tegak sering dipasang lebih dekat ke dasar tempat ia diletakkan, seperti tanah atau puncak atap sebuah bangunan. Kecepatan angin lebih pelan pada ketinggian yang rendah, sehingga yang tersedia adalah energi angin yang sedikit. Aliran udara di dekat tanah dan obyek yang lain mampu menciptakan aliran yang bergolak, yang bisa menyebabkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan getaran, diantaranya kebisingan dan bearing wear yang akan meningkatkan biaya pemeliharaan atau mempersingkat umur turbin angin. Jika tinggi puncak atap yang dipasangi menara turbin kira-kira 50% dari tinggi bangunan, ini merupakan titik optimal bagi energi angin yang maksimal dan turbulensi angin yang minimal.
[sunting] Kelebihan TASV

* Tidak membutuhkan struktur menara yang besar.
* Karena bilah-bilah rotornya vertikal, tidak dibutuhkan mekanisme yaw.
* Sebuah TASV bisa diletakkan lebih dekat ke tanah, membuat pemeliharaan bagian-bagiannya yang bergerak jadi lebih mudah.
* TASV memiliki sudut airfoil (bentuk bilah sebuah baling-baling yang terlihat secara melintang) yang lebih tinggi, memberikan keaerodinamisan yang tinggi sembari mengurangi drag pada tekanan yang rendah dan tinggi.
* Desain TASV berbilah lurus dengan potongan melintang berbentuk kotak atau empat persegi panjang memiliki wilayah tiupan yang lebih besar untuk diameter tertentu daripada wilayah tiupan berbentuk lingkarannya TASH.
* TASV memiliki kecepatan awal angin yang lebih rendah daripada TASH. Biasanya TASV mulai menghasilkan listrik pada 10km/jam (6 m.p.h.)
* TASV biasanya memiliki tip speed ratio (perbandingan antara kecepatan putaran dari ujung sebuah bilah dengan laju sebenarnya angin) yang lebih rendah sehingga lebih kecil kemungkinannya rusak di saat angin berhembus sangat kencang.
* TASV bisa didirikan pada lokasi-lokasi dimana struktur yang lebih tinggi dilarang dibangun.
* TASV yang ditempatkan di dekat tanah bisa mengambil keuntungan dari berbagai lokasi yang menyalurkan angin serta meningkatkan laju angin (seperti gunung atau bukit yang puncaknya datar dan puncak bukit),
* TASV tidak harus diubah posisinya jika arah angin berubah.
* Kincir pada TASV mudah dilihat dan dihindari burung.

[sunting] Kekurangan TASV

* Kebanyakan TASV memproduksi energi hanya 50% dari efisiensi TASH karena drag tambahan yang dimilikinya saat kincir berputar.
* TASV tidak mengambil keuntungan dari angin yang melaju lebih kencang di elevasi yang lebih tinggi.
* Kebanyakan TASV mempunyai torsi awal yang rendah, dan membutuhkan energi untuk mulai berputar.
* Sebuah TASV yang menggunakan kabel untuk menyanggahnya memberi tekanan pada bantalan dasar karena semua berat rotor dibebankan pada bantalan. Kabel yang dikaitkan ke puncak bantalan meningkatkan daya dorong ke bawah saat angin bertiup.
http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin

Turbin Angin

Turbin angin adalah kincir angin yang digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik. Turbin angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dll. Turbin angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.

Kini turbin angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin. Walaupun sampai saat ini pembangunan turbin angin masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensonal(Co: PLTD,PLTU,dll), turbin angin masih lebih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui(Co : batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.

Perhitungan daya yang dapat dihasilkan oleh sebuah turbin angin dengan diameter kipas r adalah :

P = \frac{1}{2}\rho\pi R^2 v^3 dimana ρ adalah kerapatan angin pada waktu tertentu dan v adalah kecepatan angin pada waktu tertentu.

umumnya daya efektif yang dapat dipanen oleh sebuah turbin angin hanya sebesar 20%-30%. Jadi rumus diatas dapat dikalikan dengan 0,2 atau 0,3 untuk mendapatkan hasil yang cukup eksak.
Prinsip dasar kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir, lalu putaran kincir digunakan untuk memutar generator, yang akhirnya akan menghasilkan listrik.

Sebenarnya prosesnya tidak semudah itu, karena terdapat berbagai macam sub-sistem yang dapat meningkatkan safety dan efisiensi dari turbin angin, yaitu :

1. Gearbox
Alat ini berfungsi untuk mengubah putaran rendah pada kincir menjadi putaran tinggi. Biasanya Gearbox yang digunakan sekitar 1:60.

2. Brake System
Digunakan untuk menjaga putaran pada poros setelah gearbox agar bekerja pada titik aman saat terdapat angin yang besar. Alat ini perlu dipasang karena generator memiliki titik kerja aman dalam pengoperasiannya. Generator ini akan menghasilkan energi listrik maksimal pada saat bekerja pada titik kerja yang telah ditentukan. Kehadiran angin diluar diguaan akan menyebabkan putaran yang cukup cepat pada poros generator, sehingga jika tidak diatasi maka putaran ini dapat merusak generator. Dampak dari kerusakan akibat putaran berlebih diantaranya : overheat, rotor breakdown, kawat pada generator putus, karena tidak dapat menahan arus yang cukup besar.

3. Generator
Ini adalah salah satu komponen terpenting dalam pembuatan sistem turbin angin. Generator ini dapat mengubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip kerjanya dapat dipelajari dengan menggunakan teori medan elektromagnetik. Singkatnya, (mengacu pada salah satu cara kerja generator) poros pada generator dipasang dengan material ferromagnetik permanen. Setelah itu disekeliling poros terdapat stator yang bentuk fisisnya adalah kumparan-kumparan kawat yang membentuk loop. Ketika poros generator mulai berputar maka akan terjadi perubahan fluks pada stator yang akhirnya karena terjadi perubahan fluks ini akan dihasilkan tegangan dan arus listrik tertentu. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan ini disalurkan melalui kabel jaringan listrik untuk akhirnya digunakan oleh masyarakat. Tegangan dan arus listrik yang dihasilkan oleh generator ini berupa AC(alternating current) yang memiliki bentuk gelombang kurang lebih sinusoidal.

4. Penyimpan energi
Karena keterbatasan ketersediaan akan energi angin (tidak sepanjang hari angin akan selalu tersedia) maka ketersediaan listrik pun tidak menentu. Oleh karena itu digunakan alat penyimpan energi yang berfungsi sebagai back-up energi listrik. Ketika beban penggunaan daya listrik masyarakat meningkat atau ketika kecepatan angin suatu daerah sedang menurun, maka kebutuhan permintaan akan daya listrik tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu kita perlu menyimpan sebagian energi yang dihasilkan ketika terjadi kelebihan daya pada saat turbin angin berputar kencang atau saat penggunaan daya pada masyarakat menurun. Penyimpanan energi ini diakomodasi dengan menggunakan alat penyimpan energi. Contoh sederhana yang dapat dijadikan referensi sebagai alat penyimpan energi listrik adalah aki mobil. Aki mobil memiliki kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Aki 12 volt, 65 Ah dapat dipakai untuk mencatu rumah tangga (kurang lebih) selama 0.5 jam pada daya 780 watt.

Kendala dalam menggunakan alat ini adalah alat ini memerlukan catu daya DC(Direct Current) untuk meng-charge/mengisi energi, sedangkan dari generator dihasilkan catu daya AC(Alternating Current). Oleh karena itu diperlukan rectifier-inverter untuk mengakomodasi keperluan ini. Rectifier-inverter akan dijelaskan berikut.

5. Rectifier-inverter
Rectifier berarti penyearah. Rectifier dapat menyearahkan gelombang sinusodal(AC) yang dihasilkan oleh generator menjadi gelombang DC. Inverter berarti pembalik. Ketika dibutuhkan daya dari penyimpan energi(aki/lainnya) maka catu yang dihasilkan oleh aki akan berbentuk gelombang DC. Karena kebanyakan kebutuhan rumah tangga menggunakan catu daya AC , maka diperlukan inverter untuk mengubah gelombang DC yang dikeluarkan oleh aki menjadi gelombang AC, agar dapat digunakan oleh rumah tangga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Turbin_angin

Tips Hemat Energi

Kehidupan modern memungkinkan manusia hidup dalam suasana yang nyaman dan serba praktis. Hal ini semua dimungkinkan dengan adanya energi listrik. Dengan berbagai jenis peralatan listrik, energi listrik dapat diubah menjadi energi putar, panas, cahaya, serta sinyal audio-video, sesuai kebutuhan. Proses perubahan energi hingga listrik siap pakai di rumah-rumah atau di kantor-kantor membutuhkan biaya. Besarnya biaya yang harus disediakan tergantung dari jumlah tenaga listrik yang dimanfaatkan, atau sering disebut dengan jumlah kWh terpakai atau jumlah konsumsi BBM bagi kendaraan. Berikut langkah-langkah penggunaan peralatan listrik rumah tangga dalam menghemat pemakaian energi listrik

Lemari Es

* Memilih lemari es dengan ukuran/kapasitas yang sesuai.
* Membuka pintu lemari es seperlunya
* Pada kondisi tertentu dijaga agar dapat tertutup rapat.
* Mengisi lemari es secukupnya (tidak melebihi kapasitas).
* Menempatkan lemari es jauh dari sumber panas, seperti sinar matahari, kompor.
* Meletakkan lemari es minimal 15 cm dari dinding/tembok rumah.
* Tidak memasukkan makanan/minuman yang masih panas ke dalam lemari es.
* Membersihkan kondensor (terletak di belakang lemari es) secara teratur dari debu dan kotoran, agar proses pelepasan panas berjalan baik.
* Mengatur suhu lemari es sesuai kebutuhan karena semakin rendah / dingin temperatur, semakin banyak konsumsi energi listrik.
* Mematikan lemari es bila tidak digunakan dalam waktu lama

Setrika Listrik

* Mengatur tingkat panas yang diperlukan sesuai dengan bahan pakaian yang akan diseterika.
* Membersihkan bagian bawah setrika dari kerak yang dapat menghambat panas.
* Mematikan setrika segera setelah selesai menyetrika atau bila akan ditinggalkan untuk mengerjakan yang lain.
* Pilihlah seterika listrik yang menggunakan sistem pengatur panas otomatis
* Biasakan menyeterika sekaligus dan hindari bolak-balik mencabut serta mencolokan kembali seterikaan ke sumber listrik

Televisi, Radio, Tape Recorder

* Mematikan televisi, radio, tape recorder, serta peralatan audio visual lainnya bila tidak ditonton atau tidak didengarkan.
* Pastikan televisi, radio dan tape recorder benar-benar sudah dimatikan dari powernya, bukan dari sleep timer. Sebab penggunaan sleep timer tidak memutuskan aliran listrik.

Kipas Angin

* Membuka ventilasi/jendela rumah untuk memperlancar udara ke dalam rumah.
* Mematikan kipas angin bila ruangan tidak digunakan, atau gunakan kipas angin yang dilengkapi alat pengatur waktu (timer) dan atur timer sesuai kebutuhan.
* Mengatur kecepatan kipas sesuai keperluan.

Pengatur Suhu Udara (AC)

* Memilih AC hemat energi dan daya yang sesuai dengan besarnya ruangan.
* Mematikan AC bila ruangan tidak digunakan.
* Mengatur suhu ruangan secukupnya, tidak menyetel AC terlalu dingin.
* Menutup pintu, jendela dan ventilasi ruangan agar udara panas dari luar tidak masuk.
* Menempatkan AC sejauh mungkin dari sinar matahari lansung agar efek pendingin tidak berkurang.
* Membersihkan saringan (filter) udara dengan teratur.

Pompa Air

* Gunakan tangki penampungan air dan menyalakan pompa air hanya bila air di dalam tangki hampir habis.
* Akan lebih baik apabila menggunakan sistem kontrol otomatis atau pelampung pemutus arus secara otomatis atau pelampung pemutus arus secara otomatis yang akan memutus aliran listrik ke pompa air bila air di tangki sudah penuh, semakin sering pompa "hidup-mati" maka akan semakin besar daya listrik yang dipakai.

Lampu Penerangan

* Ketahui hal-hal yang mempengaruhi besar kecilnya energy listrik yang kita konsumsi
Ingat pelajaran fisika SMP? ingat rumus untuk menghitung besar energy listrik yang kita konsumsi? Lupa? Ijinkan saya mengingatkan kembali :
Rumus
Dari rumus, terlihat bahwa peluang penghematan energy dapat dilakukan dengan cara mengurangi daya terpasang (gunakan lampu hemat energy) dan pengendalian jam operasi.
* Ketahui tingkat kebutuhan cahaya kita
Tingkat kebutuhan cahaya? Yupz, kebutuhan cahaya setiap orang berbeda-beda. Depend on usia(makin tua, makin butuh banyak cahaya), ukuran objek yang dilihat, dan jenis pekerjaan yang dilakukan(makin butuh ketelitian(ie.mengukur, pemotongan batu mulia, menjahit, gambar,pembuatan instrument dll), makin tinggi tingkat kebutuhan akan cahaya). Cahaya yang digunakan dari sumber cahaya digunakan untuk 3 hal yaitu kerja, membaca, dan estettika. Jadi, jangan asal pasang lampu. Kalau memang ruangan tidak difungsikan untuk kegiatan yang memerlukan pencahayaan yang tinggi, pasang lampu dengan watt kecil saja.
* Optimalisasi daya listrik
Perhitungan daya dipengaruhi beberapa factor, seperti fungsi ruang(untuk menentukan terang lampu), jenis lampu(mempengaruhi banyaknya cahaya yang dipancarkan, dan jumlah armature/titik lampu. Daya listrik terpasang tidak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan untuk setiap ruang. Menurut SNI, daya maksimum di rumah adalah 10 watt/m2 dan kantor 15watt/m2. Contoh penghitungan daya pencahayaan pada ruangan :
Luas ruang makan : 5m x 4m = 20 m2
Daya lampu : 3 buah titik lampu x 15watt = 45 watt
* Kendalikan jam pengoperasian
Nah ini cara yang paling berpengaruh. Pengendalian penggunaan lampu ini bisa dilakukan dengan :
o Penggunaan lampu hemat energy (baca postingan mengenai lampu hemat energy ini)
o Mengaktifkan timer bila memungkinkan(mengatur jadwal penggunaan lampu)
o Tidak menyalakan lampu di siang hari (optimalkan pencahayaan alami di siang hari)
o Matikan lampu saat ruang tidak digunakan
o Nyalakan hanya lampu yang digunakan
o Hindarkan penggunaan saklar seri(satu saklar untuk beberapa lampu)
* Pilih sumber cahaya yang paling efisien
Pilih sumber cahaya yang paling efisien maksudnya, pilih jenis lampu yang sesuai dengan kebutuhan. Lampu ternyata terdiri dari bermacam jenis. Lampu baca, lampu tidur, lampu eksterior, lampu taman, lampu jalan, dll. Dan pilih lampu yang hemat energy.
* Tempatkan titik lampu sesuai kebutuhan
Dalam menentukan penempatan titik lampu,perhatikan distribusi dan pantulan cahaya terhadap bahan dan warna dari permukaan interior. Untuk peletakan yang lebih efisien, sebaiknya pada saat penggembaran denah, arsitek (bisa juga dibantu desainer interior) juga menggambarkan detail furniture. Dimana letak furniture, bahan dari furniture, dan warna ruangan. Agar titik lampu dapat diletakkan dengan tepat. ie.di ruang kerja, selain di tengah ruang, titik lampu juga diletakkan tepat di atas meja. Sehingga saat malam, hanya lampu di atas meja yang dinyalakan untuk bekerja.
* Pilih warna dan tekstur furniture dan dinding yang tepat
Sedikit informasi untuk yang belum tahu, warna terang memantulakan cahaya lebih banyak, sehingga membuat ruangan menjadi lebih terang. Untuk itu, pergunakan warna terang (putih, kuning soft, dll) untuk ruangan yang membutuhkan tingkat pencahayaan lebih tinggi. Tekstur furniture atau dinding yang kasar membuat cahaya tidak dipantulkan dengan baik. Pemukaan tekstur ini juga mempengaruhi efek cahaya yang dihasilkan. Dan tiap tekstur memiliki daya pantul cahaya yang berbeda.
* Optimalkan penggunaan day light (cahaya alami)
Maksudnya, sebisa mungkin tidak menyalakan lampu di siang hari. Bagaimana caranya? Perbanyak bukaan untuk memasukkan cahaya ke dalam rumah. Tidak hanya lewat jendela(bila dinding kiri kanan dan belakang rumah juga merupakan dinding tetangga), bisa juga dengan menggunakan atap yang transparan (bahasa kerennya, skylight, pencahayaan dari atas). Bila tidak memungkinkan jendela di setiap sisi rumah, maka dianjurkan untuk membuat taman di dalam rumah untuk memasukkan cahaya dan udara alami

Mobil/Motor

* Pa da transmisi manual, jumlah BBM yang mengalir dari tangki BBM ke mesin adalah fungsi dari injakan pedal akselerator (pedal gas). Semakin diinjak, semakin cepat aliran BBM ke mesin. Untuk meminimalkan konsumsi BBM, kita perlu sebisa mungkin meminimalkan injakan pedal akselerator/gas ini.
* Ketika menambah kecepatan pada kendaraan dengan transmisi manual, gantilah transmisi dengan cepat. Atau dengan kata lain, gunakan transmisi setinggi mungkin tetapi dengan tetap menjaga tenaga dari mesin. Jika transmisi yang lebih tinggi membutuhkan injakan pedal gas yang lebih sedikit, maka gantilah ke transmisi yang lebih tinggi. Sebaliknya juga berlaku, jika transmisi lebih rendah membutuhkan injakan pedal gas yang lebih sedikit, maka gantilah ke transmisi yang lebih rendah, ini berlaku terutama jika jalan dalam kondisi menanjak atau kendaran sedang membawa beban berat.
* Minimalkan menginjak pedal rem. Penggunaan rem akan mengkonversi energi kinetik ke dalam energi panas pada piringan rem. Sedangkan energi kinetik kendaran sebelumnya berasal dari energi kimia yang dikandung BBM. Sebagai contoh, jika kendaran anda melaju menuju sebuah perempatan, sebaiknya hentikan menekan pedal gas jauh sebelum dekat dengan perempatan tersebut, pindahkan transmisi ke netral dan baru mengerem kendaran setelah dekat dengan perempatan. Jika anda memilih tetap meningkatkan akselerasi, maka BBM yang terbuang menjadi panas akan lebih banyak.
* Sewaktu membeli kendaran, pilihlah kendaran bertransmisi otomatis. Kendaran bertransmisi otomatis seharusnya lebih mudah digunakan jika kita ingin menghemat BBM tanpa perlu mengubah kebiasaan mengemudi. Sedangkan boros atau tidaknya konsumsi BBM pada kendaran bertransmisi manual lebih banyak tergantung kepada disiplin pengemudinya.
* Sewaktu membeli kendaran, pilihlah kendaran yang berwarna terang. Kendaran berwarna gelap akan menyerap lebih banyak panjang gelombang daripada kendaran berwarna terang. Hal tersebut akan menyebabkan energi panas lebih mudah memasuki interior kendaran berwarna gelap. Akibatnya, AC kendaran berwarna gelap akan bekerja lebih keras untuk mempernyaman interior kendaran, baik secara otomatis maupun secara manual oleh pengemudi.
* Hindari kemacetan. Kemacetan adalah salah satu sumber utama pemborosan BBM. Kalau perlu pulanglah dari kantor ketika jalanan sudah tidak macet, atau ambil jalan yang agak memutar untuk menghindari titik-titik kemacetan. Lebih baik lagi, gunakanlah sarana transportasi umum jika memungkinkan.
* Parkirkan kendaran di tempat yang teduh. Atau jika tidak dapat menemukan tempat yang teduh, gunakan reflektor cahaya matahari untuk meminimalkan energi panas yang memasuki kendaran. Interior kendaran yang panas akan membuat kerja AC lebih berat, terutama ketika baru menyalakan kendaran.
* Pilihlah kendaran dengan ukuran mesin dan jumlah silinder yang rendah. Kapasitas mesin dan jumlah silinder tidaklah terlalu penting. Kendaran bermesin 4 silinder dengan kapasitas 1.3 liter sama fungsinya dengan kendaran bermesin 6 silinder berkapasitas 3 liter. Keduanya bisa membawa diri anda ke tujuan anda. Perbedaan terbesarnya hanyalah bahwa mesin kendaran berukuran besar umumnya lebih boros BBM daripada mesin kendaran berukuran kecil.
* Jika membeli kendaran, pilihlah kendaran baru dengan teknologi terbaru. Teknologi mesin baru biasanya lebih hemat BBM daripada kendaran dengan teknologi lama.
* Jangan sampai terlambat mengganti oli. Semakin lama penggunaan oli, maka daya pelumasannya akan semakin berkurang. Akibatnya lebih banyak BBM yang terkonversi menjadi panas di dalam mesin.
* Jika nantinya sudah tersedia di Indonesia, pilihlah kendaran hibrida. Seperti halnya kendaran konvensional, kendaran hibrida memiliki mesin pembakaran internal. Tetapi, selain itu, kendaran hibrida juga memiliki baterai dan mesin listrik. Kendaran hibrida menghemat energi dengan cara mengkonversi sebagian energi panas yang terbuang ke dalam energi listrik yang nantinya dapat digunakan untuk menjalankan kendaran.
* Gunakan kendaran yang sudah terbukti hemat BBM.

Mendengar tidak sama dengan melihat dan melihat tidak sama dengan melakukan. Ajaran seindah apapun tidak akan ada gunanya jika tidak dilakukan. Sayangilah kantong anda, mulailah dengan menggunakannya dengan hemat dengan menjalankan tips-tips di atas.

Penulis : Rahmad Caesar

Solar Cell

A solar cell or photovoltaic cell is a device that converts solar energy into electricity by the photovoltaic effect. Photovoltaics is the field of technology and research related to the application of solar cells as solar energy. Sometimes the term solar cell is reserved for devices intended specifically to capture energy from sunlight, while the term photovoltaic cell is used when the source is unspecified.

The most successful second generation materials have been cadmium telluride (CdTe), copper indium gallium selenide, amorphous silicon and micromorphous silicon. These materials are applied in a thin film to a supporting substrate such as glass or ceramics reducing material mass and therefore costs. These technologies do hold promise of higher conversion efficiencies, particularly CIGS-CIS, DSC and CdTe offers significantly cheaper production costs. Among major manufacturers there is certainly a trend toward second generation technologies however commercialisation of these technologies has proven difficult. In 2007 First Solar produced 200 MW of CdTe solar cells making it the fifth largest producer of solar cells in 2007 and the first ever to reach the top 10 from production of second generation technologies alone. Wurth Solar commercialised its CIS technology in 2007 producing 15 MW. Nanosolar commercialised its CIGS technology in 2007 with a production capacity of 430 MW for 2008 in the USA and Germany. In 2007 CdTe production represented 4.7% of total market share, thin film silicon 5.2% and CIGS 0.5%.

Mikro Hidro

Energi air dihasilkan ketika air mengalir atau jatuh (terjun) dan dikenal sebagai energi kinetik. Selain itu tersimpan energi potensial di dalam air yang tersedia untuk dimanfaatkan. Energi potensial ini akan ditransfer menjadi energi kinetik yang kemudian digunakan untuk menggerakan sesuatu, misalnya: turbin. Melalui serangkaian proses dan penggunaan beberapa perangkat, seperti turbin dan generator, air dapat dipakai untuk menghasilkan listrik .

Listrik tenaga air (hydropower) merupakan energi terbarukan, karena sumber energinya tersedia bebas, dapat diperbarui dan boleh dikatakan tidak pernah habis. Pasokan listrik dunia sekitar 20% berasal dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA),termasuk 6% listrik komersial (swasta) dipasok dari PLTA. Negara-negara yang dikenal total pasokan listriknya berasal dari PLTA, antara lain [1]: Norwegia: 99%; Selandia Baru: 75%; Negara-negara berkembang: 50%; Cina : 25% dan Amerika Serikat: 13 %. Selain itu, PLTA nampaknya menjadi pilihan populer di banyak negara termasuk Brasil, Kanada, Rusia, Tanzania, Islandia, dan Korea Utara.

Keunggulan Energi Air

Energi air mempunyai keunggulan :

  • Tergolong energi bersih, tidak menimbulkan polutan berbahaya;

  • Bendungan yang dibangun untuk PLTA dapat dimanfaatkan sekaligus sebagai pengendali banjir dan pengatur irigasi;

  • Energi yang tersedia tidak akan habis sepanjang komponen hidrologisnya dapat kita jaga, seperti daerah tangkapan air hujan (catchment area) dan vegetasi sungai


  • Kekurangan Energi Air

    Adapun kekurangannya :

  • PLTA umumnya membutuhkan banyak ruang sehingga menyebabkan habitat satwa liar berkurang;

  • Proyek-proyek PLTA berskala besar dapat mengganggu aliran sungai;

  • Keberadaan bendungan dan waduk menyebabkan kehidupan akuatik turun di beberapa lokasi PLTA.


  • Bagaimana dengan Indonesia ? Kita mempunyai potensi sumber daya air 75.000 MW dan baru dimanfaatkan 6 persen atau 3.529 MW yang merupakan kapasitas terpasang 203 unit PLTA di Indonesia. PLTA besar dan bendungan terus dikembangkan untuk menambah kapasitas yang telah ada [2], antara lain: bendungan Jatigede, Jawa Barat(108 MW), PLTA Kusan, Kalimantan (135 MW), bendungan Upper Cisokan Pumped Storage Hydroelectric Plant, Jawa Barat (1000 MW), bendungan Rajamandala Jawa Barat (35 MW), PLTA Genyem, Papua (20 MW), PLTA Poigor 2 Sulawesi Utara (20 MW), dan bendungan PLTA Asahan 3 Sumatera Utara (150 MW).

    Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

    Dari total potensi Sumber Daya Air tersebut, 500 MW diantaranya dapat dikembangkan untuk Pembangkit Litrik Tenaga Mikro Hidro (PLT-Mikro Hidro) yang baru dimanfaatkan sekitar 60 MW. PLT- Mikro Hidro memanfaatkan aliran air seperti pembangkit listrik tenaga air (PLTA), tetapi dengan kapasitasnya lebih kecil. Setiap pembangkit, rata-rata hanya menghasilkan energi listrik 10 kilowatt (kW) hingga 100 kW di mana 10 kW sudah dapat digunakan untuk sekitar 50 rumah.

    Kondisi masyarakat yang tersebar di berbagai kepulauan, kadangkala lokasi pemukiman masyarakat terpencil, sehingga tidak terjangkau oleh listrik dari PLTA besar. Kalaupun harus didistribusikan secara merata, membutuhkan biaya besar untuk jaringan kabel. Oleh karena itu PLT-Mikro Hidro menjadi alternatif untuk pasokan listrik di pedesaan Indonesia.

    PLT Mikro-Hidro teknologinya tergolong sederhana. Pembangkit ini telah banyak dimanfaatkan disepanjang sungai di wilayah Jawa Barat Selatan, dan masih banyak warga kampung/desa di daerah lain di Indonesia. Tidak aneh, karena masyarakat Indonesia telah terbiasa memanfaatkan sungai.

    Modalnya generator murah buatan Cina dan turbin sederhana dari kayu yang ditempatkan dalam sebuah power house (gardu listrik), maka dihasilkan listrik untuk kampung mereka. Distribusi listrik dengan kabel-kabel yang direntangkan langsung menuju rumah. Rumah merekapun diterangi lampu, memang, agak redup namun cukup untuk mengusir kegelapan saat malam hari.

    Biaya operasi dan pemeliharaan PLT Mikro Hidro lebih murah dibanding dengan menggunakan mesin diesel berbahan-bakar solar. Jika terjadi kerusakan pada instalasi PLT-Mikro Hidro tidak sulit mendapatkan suku cadang-nya, karena sudah banyak yang diproduksi di Indonesia. Akhirnya, masyarakat kita yang memanfaatkan Mikro Hidro lebih terdorong untuk memelihara lingkungan hidup di sekitar nya.

    Barangkali yang perlu untuk mendapat perhatian, jika membangun PLT-Mikro Hidro di pedesaan adalah membekali masyarakat dengan ketrampilan dan kemampuan manajemen agar dapat merawat instalasi Mikro Hidro miliknya secara berkelanjutan.

    Referensi:
    1. Water energy FAQ, http://www.lenntech.com/water-energy-faq.htm
    2. PLTA Tumpuan Energi Listrik , http://www.targetmdgs.org/index.php?option=com_content&task=view&id=657&Itemid=5

    Related Posts:
    1. Energi Surya: Keuntungan-, Kerugian-, dan Potensi-nya di Indonesia (#6)
    2. Energi Angin: Akankah Ladang Angin Menjulang di Indonesia ? (#5)
    3. Biomassa: Baru Dimanfaatkan 0.64% dari Potensinya di Indonesia (#4)
    4.Energi Terbarukan: Mampukah Menyumbang 17% dari Bauran Energi Indonesia Pada 2025? (#3)
    5.Energi Nuklir: 437 Reaktor Nuklir Telah Dibangun Sampai 2009 (#2)
    6.Gas Alam untuk Mengurangi Emisi CO2 dan Menghemat Energi (#1)
    7.Emisi CO2 dan Pengurangannya Di Masa Datang